Nasional, Jakarta - Hari ini, 300 Tahun lalu, Raden Mas Sujana lahir di Kartasura, 6 Agustus 1717.  Setelah dewasa ia bergelar Pangeran Mangkubumi, dia dikenal sebagai pendiri sekaligus raja pertama Kasultanan Yogyakarta bergelar Sultan Hamengku Buwono I. RM Sujana secara geneologis adalah keturunan Brawijaya V baik dari ayahandanya Amangkurat IV maupun dari ibundanya Mas Ayu Tejawati.

Pada masa itu, banyak perselisihan terjadi dalam lingkup Kasunanan Surakarta. Antara Pangeran Mangkubumi dan kakaknya, Pakubuwana II karena Raja Surakarta ini lebih memihak VOC.

Bermula dari 1740, saat terjadi pemberontakan orang-porang Tionghoa di Batavia yang kemudian menyebar ke berbagai daerah di Jawa. Kakak Raden Mas Sujana, Pakubuwana II semula mendukung pemberontakan itu, tapi kemudian berubah pikiran dengan berada di pihak VOC.

Kemudian VOC mengangkat putra Pakubuwono menjadi Pakubuwono III disebut Susuhunan Surakarta, sedangkan Mangkubumi menahbiskan pula dirinya sebagai Pakubuwono II pula disebut Susuhunan Kebanaran, karena bermarkas di Desa Kebanaran di wilayah Mataram.

Perang perebutan tahta kembali berlanjut. Pertempuran besar terjadi di tepi Sungai Bogowonto tahun 1751. Mangkubumi dan pasukannya berhasil menghancurkan pasukan VOC yang dipimpin Kapten de Clerck. Akhirnya pada  13 Februari 1755 dilakukan penandatanganan naskah Perjanjian Giyanti yang mengakui Mangkubumi sebagai Sultan Hamengku Buwana I, dengan wilayah kerajaan dibelah dua dari kekuasaan Pubuwana III.

Pada  April 1755 Hamengku Buwana I memutuskan untuk membuka Hutan Pabringan sebagai ibu kota Kerajaan yang menjadi bagian kekuasaannya . Sebelumnya, di hutan tersebut pernah terdapat pesanggrahan bernama Ngayogya sebagai tempat peristirahatan saat mengantar jenazah dari Surakarta menuju Imogiri. Oleh karena itu, ibu kota baru dari Kerajaan yang menjadi bagiannya tersebut pun diberi nama Ngayogyakarta Hadiningrat, atau Yogyakarta. Sejak  7 Oktober 1756  Hamengku Buwana I pindah dari Kebanaran menuju Yogyakarta dan ia memerintah dari sana dari 1755 - 1792.

Sri Sultan Hamengku Buwana I meninggal pada 24 Maret 1792. Kedudukannya sebagai raja Yogyakarta  digantikan putranya yang bergelar Hamengku Buwono II. Perlawanannya yang terus menerus terhadap kolonialis Belanda, di kemudian hari membuat pemerintah Republik Indonesia menetapkan Sultan Hamengku Buwana I sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 2006.

S. DIAN ANDRYANTO  I  BERBAGAI SUMBER