Nasional, Semarang - Pengelola Bus Rapid Transit  (BRT)  Kota Semarang memanfaatkan aplikasi pembayaran tiket melalui smart phone untuk memudahkan pengguna. Aplikasi memanfaatkan layanan T-Cash itu diyakini  bakal meningkatkan minat publik Semarang menggunakan moda angkutan masal.

“Kerja sama dengan Tekomsel sistem pembayaran tiket dengan T-Cash, meski kami juga ada kartu sendiri tapi orang lebih mudah pegang hanphone,” kata pejabat pelaksana tugas, Kepala Badan Layanan Umum  Pengelola Bus Rapid Transit  (BRT)  Kota Semarang , Ade Bhakti, usai lounching  pengunaan T-Cash, Jumat 18 Agutus 2017.
 
Ia menjelaskan aplikasi T-Cash  memudahkan pengguna BRT tanpa ribet membuka dompet mengesek kartu atau mengambil uang. “Di dalam shelter pegang handphone tak perlu keluarkan dompet,” kata Ade Bhakti menambahkan.

Menurut dia,  aplikasi sengaja diterbitkan dengan harapan minat penumpang menggunakan BRT meningkat dari yang saat ini yang rata-rata 20 hingga 22 ribu ribu orang. Ade menyebutkan aplikasi T-Cash memudahkan  pelajar dan mahasiswa yang selama ini menjadi pelanggan BRT Semarang.

Pengelola BRT Semarang saat ini mentargetkan penambahan penumpang per hari  hingga 27  ribu orang. Ade menyebutkan selain aplikasi itu pengelola BRT Semarang tahun ini menambah 91 titik shelter pada jarak yang lebih memudahkan penumpang untuk naik BRT.

Saat ini ia sedang mentarget pembuatan shelter yang rata-rata shelter mengunakan jarak paling deket 400 meter dan jauh 800 meter. “Karena jika kondisi shelter masih 1 kilo menghambat penumpang. Mereka malas jalan 1 kilo meter dan memilih angkutan online,” katanya.

Abdul Wahab, seorang penguna BRT Semarang mengaku baru tahu penggunaan aplikasi pembayaran lewat smarphone itu. Meski begitu, ia mengaku senang dengan aplikasi pembayaran yang baru diluncurkan itu.

“Ini meminimalisir pengunaan alat transaksi  secara fisik, baik dalam bentuk uang mau pun kartu pembayaran,” kata Wahab.

Mahasiswa kampus swasta di Kota Semarang yang setiap hari menggunakan layanan BRT itu menilai aplikasi pembayaran  yang ditawarkan pengelola BRT juga meminimalisir tindakan kriminalitas yang banyak mengincar dompet.

“Meski saya kadang pelupa, juga dompet sering jatuh sendiri,” katanya.

EDI FAISOL