Nasional, Jakarta - Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Antonius Tonny Budiono resmi menjadi tersangka setelah Operasi Tangkap Tangan (Daftar Duit Jumbo Sitaan KPK Selain OTT di Kemenhub
KPK sebelumnya menemukan 33 tas berisi uang yang diduga sebagai uang suap oleh Komisaris PT Adhiguna Keruktama, Adiputra Kurniawan kepada Tonny Budiono. Puluhan tas itu ditemukan saat KPK melakukan operasi tangkap tangan terhadap Tonny di rumahnya di Mess Perwira Bahtera Suaka, Jakarta Pusat pada Rabu malam, 23 Agustus 2017.
Sutoro mengungkapkan bahwa Tonny dikenal sebagai figur yang baik dan ramah. "Dulu juga pernah kami makan bakso, tiga atau empat orang, terus dibayarin, udah lama tapi. Kalau dia (Tonny) beli koran di loper juga biasa dikasih uang 50 ribu, jadi gak pelit orangnya," kata Sutoro.
Hal yang sama juga disampaikan oleh tetangga Tonny yang lain yang enggan disebutkan namanya. "Emang jarang komunikasi karena pulang udah malam, pagi sudah keluar lagi, kadang lihat di jemur baju di belakang rumah, karena sepertinya setelah istrinya meninggal, dia disini sendiri saja, jarang kelihatan anaknya," ujar tetangga tersebut.
Baca: Begini Kronologi OTT KPK Terhadap Dirjen Perhubungan Laut
Adapun almarhum istri dari Tonny, ungkapnya, juga ramah dengan warga sekitar. "Sempat komunikasi juga, ibu Sri (istri Tonny), itu orangnya baik dan sederhana, enggak akan nyangka kalau itu istri pejabat, kemana-mana gendong anak pakai daster aja," ucapnya.
Namun demikian, ketua RT, Sutoro mengakui bahwa dirinya tidak bisa membicarakan semua mengenai tersangka kasus OTT Kementerian Perhubungan. "Saya dititip pesan oleh orang KPK untuk jaga nama baik, jangan terlalu open (terbuka) ke wartawan," ujarnya.
FAJAR PEBIANTO
0 Response to "Pengakuan Tetangga Mess Soal Keseharian Tersangka OTT Kemenhub"
Post a Comment