Nasional, Jakarta - Rumah bos PT First Travel Andika Surachman di kavling Venesia Sentul City, Kabupaten Bogor, Jawa Barat berdiri megah dengan 14 pilar penyangganya. Saat Tempo mendatangi rumah itu pada Sabtu, 19 Agustus 2017, pagar rumah yang kokoh itu terlihat terpasang garis polisi.

Dari sela-sela pagar terlihat halaman rumah yang kotor dan daun berserakan di mana-mana. Sebuah kamera CCTV terlihat menggantung di sudut pintu masuk rumah yang seluruhnya bercat putih.  “Sejak April lalu sebenarnya sudah terlihat ada perubahan,” kata  Wisnu Soehardjo  yang rumahnya terletak tak jauh dari rumah milik Direktur Utama First Travel, Andika Surachman itu.

Baca juga: Promo Umrah Tak Masuk Akal Jadi Penyebab Ditutupnya First Travel

 


Wisnu adalah Ketua RW 05 perumahan ini.  Sebelumnya ia adalah ketua RT 01, wilayah yang didiami oleh Andika dan istrinya Anniesa Hasibuan. “Waktu pindah ke sini, dia undang saya selametan rumahnya, orangnya baik,” kata Wisnu. Menurut Wisnu, kemana-mana Andika selalu dikawal sejumlah orang. Ada sekitar tujuh orang yang menjaga rumahnya. Jika keluar ia dikawal  voorijder. “Ini yang kadang bikin kesal warga, karena kan sering membuat jalan macet, orang harus menunggu dulu,” kata Wisnu.

Andika menempati rumah itu sejak tiga tahun silam. Berdiri di atas tanah seribu meter yang kini per meter harganya sekitar Rp 4 jutaan, ia  dikenal tak pelit dalam menyumbang. “Ketika 17-Agustusan dia pernah menyumbang sekitar Rp 15 juta, kita bikin acara menggelar layar tancap,” kata  Wisnu.

Baca juga: First Travel Beri Janji Baru kepada 20 Ribu Calon Jemaah Umrah  

Andika juga kerap menyumbang mesjid.  “Kalau menyumbang mesjid ratusan juta,” kata Wisnu. Semua warga mengenal Andika sebagai bos  penyelenggara umrah yang  ramah dan royal. Di rumah itu ia tinggal bersama istri, ibu mertua dan dua adik iparnya.

Walau Andika dikenal sebagai bos First Travel tidak ada warga di sana yang menjadi agen bisnis itu. Andika Surachman telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penipuan umrah bersama istrinya Anniesa Hasibuan. Mereka diduga menggelapkan dana umrah kliennya sekitar Rp 550 miliar. Keduanya kini mendekam di tahanan polisi

L.R. BASKORO