Seleb, Jakarta -Setelah premier bergengsi di Quinzaine des réalisateurs (Directors’ Fortnight) dalam rangkaian Festival Film Cannes 2017 Mei lalu, kini film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak atau  Marlina The Murderer in Four Acts dalam Bahasa Inggris, melenggang masuk Toronto International Film Festival (TIFF). Film ini juga diputar di Melbourne International Film Festival dan New Zealand Film Festival pada Agustus ini.

Baca:  Film Marlina Diputar Perdana di Festival Film Cannes 2017

Dalam keterangan yang diterima Tempo, film besutan Mouly Surya ini  akan diputar dalam program Contemporary World Cinema dalam festival tersebut dan bersaing dengan 39 film lain. Bersama film The Seen and Unseen karya Kamila Andini, film Mouly ini akan mewakili Indonesia dalam festival bergengsi tersebut.

Cameron Bailey, Direktur Artistik TIFF dalam keterangan resminya menyatakan 40 film ini  mengajak penonton  untuk  memperluas  dan  memperdalam pandangan terhadap dunia. ”Setiap film yang  masuk dalam program  ini menawarkan cerita baru dari  belahan  dunia  lain  melalui  perspektif  sutradara  yang  berasal  dari budaya tersebut,” ujar Bailey.

Menanggapi masuknya film di jajaran festival film Toronto ini, Mouly yakin filmnya bisa menembus ajang  festival internasional dan mampu menarik perhatian penonton manca. “Cerita Marlina yang sangat universal, membuat saya yakin kalau film ini bakalan diminati oleh penonton karena temanya adalah bertahan hidup demi kehiudpan lebih baik,” ujarnya.

Salah satu produser film ini, Rama Adi, mengatakan setelah serangkaian film diputar di beberapa festival, film ini akan tayang di bioskop dalam negeri. “Kami sudah tidak sabar dan yakin masuk daftar wajib tonton masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Film  Marlina  The  Murderer  in  Four  Acts  ini  merupakan  film  produksi  Cinesurya bersama Kaninga  Pictures,  dan  mitra  ko-produksi  Sasha  &  Co  Production (Prancis),  Astro  Shaw (Malaysia), HOOQ Originals (Singapura) dan Purin Pictures (Thailand). Film ini dibintangi oleh Marsha Timothy, Dea Panendra, Egi Fedly, dan Yoga Pratama. Skenario digarap oleh Mouly Surya dan Rama Adi, dengan ide cerita dari Garin Nugroho.

DIAN YULIASTUTI