Bisnis, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini M. Soemarno menceritakan pengalamannya dalam rangka mengunjungi daerah terpencil sebagai bagian dari program kemitraan dan bina lingkungan menggunakan kereta api kelas ekonomi.

Waktu itu, Rini bercerita ingin meninjau Tasikmalaya menggunakan kereta. Sayangnya, tiket kelas eksekutif dan bisnis telah habis. Ia pun bersedia untuk berangkat bersama beberapa direktur perusahaan BUMN lainnya menggunakan kereta kelas ekonomi dari Stasiun Pasar Senen.

“Jalur Selatan kan banyak perkebunan PTPN. Saya enggak mau (disediakan kereta sendiri). Saya maunya kereta ekonomi, tapi Dirut BUMN ikut. Ada Dirut BRI, Sesmen ikut, lalu Dirut BTN. Kami jam 21.00 berangkat dari Senen,” tutur Rini saat memberikan paparan di acara Bincang-Bincang Santai di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Jumat, 18 Agustus 2017.

Baca: Menteri Rini Ingin Aktifkan Rel Kereta Api di Daerah

Memasuki gerbong kereta Rini baru menyadari bahwa kursi kereta ekonomi berhadap-hadapan satu dengan yang lain. Sedangkan pihaknya sudah terlanjur membeli cukup banyak kursi untuk Dirut BUMN yang ia bawa. Sedangkan di kereta ekonomi bangku cukup penuh oleh penumpang.

“Bu Devi duduk di sebelah saya, lalu ada pak Supra (Dirut BRI) dan pak Maryono (Dirut BTN). Mukanya mulai tuh enggak bisa tidur, sudah enggak karuan. Biarin kita rasain susahnya, dari Senen ke Tasik. Duduknya sudah enggak enak,” ucap Rini.

Simak: Ribuan Orang Padati KAI Travel Fair, Menteri Rini Atur Antrean

Untungnya, saat itu Rini membawa bantal leher yang dikalungkan di leher dan ia mencoba tidur sambil menikmati kereta kelas ekonomi yang sedang berjalan. Namun ia menyadari, dirinya masih diberi kemudahan bagi PT KAI. Meski bergabung bersama masyarakat di kelas ekonomi, di gerbong lain ternyata disediakan kursi kosong. Hal tersebut membuat mereka berpencar untuk mencari kursi baru sehingga saat tidur bisa meluruskan kakinya.

“Meski ada masyarakat ternyata ada tempat yang kosong. Akhirnya saya sama bu Devi bisa tidur depan-depanan. Pak Maryono juga, eh pas tidur Pak Supra sempat jatuh,” ujar Rini sambil tertawa.

Menurut Rini, dari perjalanan itu banyak hal yang bisa dipetik. Ketidaknyamanan yang ia rasakan di kereta api kelas ekonomi tidak sebanding dengan apa yang dirasakan oleh masyarakat bawah dan mereka yang tinggal di pedalaman. Hal itulah yang mendasari pihaknya untuk terus membuat program kemitraan dan membina lingkungan untuk menjadi lebih baik.

“Karena kami dapat kenikmatan lebih nyaman. Tolonglah kita ingat ke mereka. Saya harapkan nanti Pak Fadel juga mengajak swasta. Saya seringkali merasa, orang dikasih uang. Padahal bukan itu poinnya. Masyarakat masih butuh bimbingan, pelatihan, binaan, kita harus ke sini untuk lihat, sebenarnya mereka butuh apa,” ucap Rini.

DESTRIANITA